Rabu, 05 November 2014

Tugas Sostskill Ilmu Sosial Dasar 4 : Pemuda dan Sosialisasi

1. Pengertian Sosialisasi


Secara umum, pengertian sosialisasi merupakan proses belajar mengajar mengenai pola-pola tindakan interaksi dalam masyarakat sesuai dengan peran dan status sosial yang dijalankan masing-masing. Melalui proses sosialisasi, individu menyerap pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai, norma, sikap, dan keterampilan-keterampilan dari kebudayaan masyarakatnya. Hasil sosialisasi adalah berkembangnya kepribadian seseorang menjadi satu pribadi yang unik, sedangkan kebudayaan masyarakat juga terpelihara dan berkembang melalui proses sosialisasi.

Jadi, sosialisasi bisa diartikan sebagai proses belajar bertingkah laku berdasarkan patokan yang terdapat pada masyarakat umumnya.


Berikut ini merupakan beberapa pengertian sosualisasi dari para ahli :

  • Macionis : Sosialisasi adalah pengalaman sosial sepanjang hidup yang memungkinkan seseorang mengembangkan potensi kemanusiannya dan mempelajari pola-pola kebudayaan.
  • Horton dan Hunt : Sosialisasi adalah proses di mana seseorang menginternalisasikan norma-norma kelompok tempat ia hidup, sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik.
  • Giddens : Sosialisasi adalah proses yang terjadi ketika seorang bayi yang lemah berkembang secara aktif melalui tahap demi tahap sampai akhirnya  menjadi pribadi yang sadar akan dirinya sendiri, pribadi yang berpengetahuan, dan terampil akan cara hidup dalam kebudayaan tempat ia tinggal.
  • Ritcher Jr : Sosialisasi adalah proses seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam satu kedudukan atau peranan tertentu di masyarakatnya.
  • Stewart : Sosialisasi adalah proses orang memperoleh kepercayaan, sikap, nilai, dan kebiasaan dalam kebudayaannya. Melalui proses sosialisasi akan tumbuh satu pribadi yang khas, karena sifat-sifat kelompok tidak pernah diserap secara sama oleh masing-masing anggota kelompok.
  • Broom dan Selznic : Sosialisasi adalah proses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang.  
  • Charlotte Buhler : Sosialisasi adalah sebuah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
  • Peter L. Berger : Sosialisasi adalah suatu proses seorang anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
  • Robert M.Z. Lawang : Sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.
  • Prof. Dr. Nasution, S.H. : Sosialisasi adalah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial.
  • Sukandar Wiraatmaja, M.A. : Sosialisasi adalah suatu proses yang dimulai sejak seseorang itu dilahirkan untuk dapat mengetahui dan memperoleh sikap, pengertian, gagasan, dan pola tingkah laku yang disetujui oleh masyarakat
  • Drs. Suprapto : Sosialisasi adalah suatu proses belajar berinteraksi dalam masyarakat sesuai dengan peranan yang dijalankan

    2. Proses Sosialisasi

    A. Pengertian Proses Sosialisasi

  • Proses sosialisasi adalah cara-cara berhubungan orang perseorang dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem, serta bentuk-bentuk hubungan. Atau sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama yang mencakup berbagai aspek kehidupan.
    Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam Pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan-kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.
    Sedangkan menurut George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
    1. Tahap persiapan (Preparatory Stage),
    2. Tahap meniru (Play Stage),
    3. Tahap siap bertindak (Game Stage),
    4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other).
    Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (social interaction) dan sebagai syarat terjadinya aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorang, antara kelompok manusia, maupun antara kelompok manusia dengan orang perorang.
    Pengetahuan tentang proses-proses sosial memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengertian yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat. Masyarakat pada umumnya mempunyai bentuk-bentuk struktural seperti : kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, strafikasi dan kekuasaan. Kesemuanya itu memiliki hubungan interaksi. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi dinamikanya disebabkan anggota masyarakat senantiasa mengadakan hubungan satu dengan yang lainnya, baik dalam bentuk orang perorang maupun kelompok masyarakat.

    B. Faktor-Faktor Terjadinya Proses Sosialisasi

     
  • Individu akan berkembang menjadi makhluk sosial melalui proses sosialisasi. Dalam proses ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Menurut F.G. Robbins, ada lima faktor yaitu:
    1. Sifat dasar, yaitu merupakan keseluruhan potensi-potensi yang diwarisi oleh seseorang dari ayah dan ibunya.
    2. Lingkungan prenatal, yaitu lingkungan dalam kandungan ibu. Dalam periode ini individu mendapatkan pengaruh-pengaruh tidak langsung dari ibu, misal beberapa jenis penyakit (diabetes, kanker, siphilis) berpengaruh secara tidak langsung terhadap pertumbuhan mental, penglihatan, pendengaran anak dalam kandungan.
    3. Perbedaan individual, meliputi perbedaan dalam ciri-ciri fisik (bentuk badan, warna kulit, warna mata, dan lain-lain), ciri-ciri fisiologis (berfungsinya sistem endokrin), ciri-ciri mental dan emosional, ciri personal dan sosial.
    4. Lingkungan, meliputi lingkungan alam (keadaan tanah, iklim, flora dan fauna), kebudayaan, manusia lain dan masyarakat di sekitar individu.
    5. Motivasi, yaitu kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang menggerakkan individu untuk berbuat.
    Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sosialisasi tersebut berasal dari luar dan dalam diri individu. Faktor yang berasal dari dalam diri individu yaitu sifat dasar, perbedaan individual, dan motivasi.Sedangkan faktor yang berasal dari luar individu yaitu lingkungan prenatal, dan lingkungan sekitar.

    3. Tujuan sosialisasi

    A.      Memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat
    B.      Mengembangkan kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien
    C.      Membuat seseorang mampu mengembalikan fungsi-fungsi melalui latihan introspeksi yang tepat
    D.   Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan kepada seseorang yang mempunyai tugas pokok dalam masyarakat


    4. Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda dalam Masyarakat

    A. Mahasiswa

    menurut KBBI pengertian mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi,secara adminitrasi mereka terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi. Tapi pengertian itu tidakhanya sebatas itu, Mahasiswa itu mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar terdaftarsecara administrasi. Akan tetapi menjadi mahasiswa itu mengandung arti yang sangat luas,mahasiswa adalah agen pembawa perubahan. Menjadi mahasiswa itu merupakan kebanggaan dan juga sebagai tanggung jawab besar sebagai agen pembawa perubahan. Menjadi seseorang yangakan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat.

    Sebagai kaum intelektual, mahasiswa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa :
    1.       Sebagai Agent Of Change, mahasiswa sebagai agen perubahan dituntutbersifat kritis dan diperlukan implementasi yang nyata. Mahasiswa adalah garda terdepan dalammemperjuangkan hak-hak rakyat , mengembalikan nilai-nilai kebenaran yang dilakukan olehkelompok-kelompok elit yang hanya memetingkan dirinya dan nasib kelompoknya. Dan jangansampai garda terdepan ini terikat oleh politik dan kepentingan kelompok, dan melupakanperanannya sebagai agen of changes. Dan Harapan bangsa terhadap mahasiswa adalah menjadigenerasi penerus yang memiliki loyalitas tinggi terhadap kemajuan bangsa.
    2.       Sebagai Control Sosial, Mahasiswa sebagai penengah antara Pemerintah dan masyarakat, disinilah peranan mahasiswa sebagai pengontrol. Mahasiswa menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap pemerintah dan juga mahasiswa menunjukkan sikap yang baik terhadap masyarakat sebagai kontrol sosial. Sebagai pengontrol sosial mahasiswa jugamemiliki tugas mengontrol peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang dibuat untukkepentingan pribadi dan kelompok.
    3.       Peran Mahasiswa yang ketiga adalah Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memilik kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa merupakan aset cadangan, harapan bangsauntuk masa depan. Tidak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir,yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentumkaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.

    Pada Intinya peran dan fungsi mahasiswa adalah sebagai Garda/agen, yang memiliki tugas untukmembuat perubahan yang lebih baik untuk bangsa dan negara. Mulai dari membawa perubahan,mengontrol , penengah pemerintah dengan rakyat, dan Sebagai aset bangsa. Sehingga kita sebagaimahasiswa mesti bersifat kritis terhadap permasalahan yang ada sehingga kita dapat berjalan sesuaidengan peranan kita sebagai mahasiswa
     
    B. Pemuda

    PEMUDA merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan betapa tidak, peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang menolak kekuasaan.
    Sejarah telah mencatat kiprah pemuda-pemuda yang tak kenal waktu yang selalu berjuang dengan penuh semangat biarpun jiwa raga menjadi taruhannya. Indonesia merdeka berkat pemuda-pemuda Indonesia yang berjuang seperti Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Bung Tomo dan lain-lain dengan penuh semangat perjuangan.
    Satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa merupakan sumpah pemuda yang di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Begitu kompaknya pemuda Indonesia pada waktu itu, dan apakah semangat pemuda sekarang sudah mulai redup, seolah dalam kacamata negara dan masyarakat seolah-olah atau kesannya pemuda sekarang malu untuk mewarisi semangat nasionalisime. Hal tersebut di pengaruhi oleh Globalisasi yang penuh dengan tren.
    Gerakan pemuda sebagai gerakan civil society, akan terus menempatkan pemuda pada posisi pelatuk sekaligus pengawal perubahan. Semangat inilah semestinya terus terjaga dalam setiap gerakan kepemudaan. Indefendensi sebagai pilihan semangat gerakan pemuda dan kemandirian sebagai jiwanya, tidak boleh luntur dalam diri setiap gerakan pemuda.
    Pemuda jika didefinisikan sebagai masyarakat (social human) yang memiliki kesadaran organik dan senantiasa bergerak dalam kerangka kelembagaan, pada era desentralisasi ini, semestinya pemuda dapat menginternalisasi kembali efektifitas gerakannya. Sebagai jawaban atas peran apa yang semestinya diambil oleh pemuda dalam mengisi pembangunan daerah, pemuda perlu mereposisi dan mendefinisikan ulang gerakannya.
    Posisi pemuda yang sangat strategis dalam pembangunan daerah, lebih jauh harus diturunkan dalam bentuk lebih nyata. Seperti sifat, “primordialnya” (lahiriahnya) pemuda yang pada puncak mobilitas gerakan paling tinggi, sangat berpeluang mengisi peran perekat antar wilayah. Peran mengintegrasikan elemen masyarakat daerah dalam pembangunan juga menjadi pilihan yang seharusnya mampu dilakukan dengan baik. Pola gerakan yang memadukan antara mobilisasi kepentingan masyarakat kedalam kebijakan pembangunan daerah (pendampingan/pemberdayaan) politik masyarakat lokal, dan Kontrol sekaligus peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah, tidak mustahil untuk menjadi pilihan gerakan pemuda pada tingkat lokalitas.


    Sejalan dengan semangat desentralisasi, dengan pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas kepada pemerintah daerah, membuka kesempatan bagi setiap masyarakat mengisi pembangunan daerah. Pemuda sebagai elemen penting masyarakat dalam pembangunan daerah, sudah sepatutnya memaknai dan mewarnai setiap kebijakan pembangunan daerah. Disinilah pentingnya pemuda memposisikan diri dan mengambil peran-peran strategis dalam pembangunan daerah saat ini.
    Dalam jejak rekamnya, pemuda acapkali dalam posisi sebagai pelopor pembaharuan, pelatuk perubahan sekaligus pengawal perubahan. Semangat perubahan yang menjiwai semangat desentralisasi mestinya menemukan titik yang sama dengan peran yang telah melekat dalam diri pemuda. Menterjemahkan peran-peran strategis yang memberi konstribusi bagi percepatan pembangunan daerah menjadi pilihan yang tidak boleh berlalu tanpa pemaknaan dari pemuda. Praktek desentralisasi yang acapkali tidak tepat diterjemahkan oleh pemerintah daerah, perlu terus mendapat kontrol dari masyarakat. Maka, Pilihan sebagai oposisi (pengontrol kebijakan)dalam setiap kebijakan pembangunan daerah juga merupakan pilihan strategis bagi pemuda.


    Sepatutnya, pemuda tidak lagi hanya dalam posisi berpangku tangan atau menunggu inisiasi dari pemerintah daerah untuk bersama-sama berperan mengisi pembangunan daerah. Menginisiasi dan mendorong konsep pembangunan daerah dalam era desentralisasi ini, sangat terbuka bagi pemuda. Pemuda yang mampu membaca tanda-tanda zamannya, seyogyanya telah berada pada pilihan penguatan kelembagaan lokal, guna mendorong kesadaran semua elemen masyarakat tuk terlibat aktif mendorong percepatan pembangunan daerah.


    Akhirnya, pemuda harus menyadari bahwa, harapan dan cita-cita kemerdekaan akan kedaulatan sepenuhnya untuk rakyat, dengan semangat demokrasi oleh dan untuk rakyat, di era desentralisasi ini, ada dipundak para pemuda.


    5. Kegiatan Organisasi yang Pernah Saya Ikuti

    Saat saya duduk di bangku SMP, setiap pulang sekolah sampai waktu sore tiba, saya biasa berkumpul bersama dengan teman-teman saya, meskipun mayoritas dari teman-teman saya adalah laki-laki. Kami biasa bernyanyi dan bersenda gurau. Sebenarnya tidak ada yang menarik dari kisah saya ini. Terkadang kami suka diminta oleh bapak RW  atau warga setempat di kompleks tempat saya tinggal dulu untuk membantu seperti mengurus tugas pak RW atau pak RT, menjadi panitia dalam beberapa acara dan kegiatan, mengurus masjid, hingga menangani berbagai masalah baik dari RW, RT, warga, maupun kompleks Dari situ lah kami mendapat manfaat bahwa peranan kami sebagai kumpulan para pemuda dan pemudi sangatlah penting untuk membantu masyarakat.

    SUMBER
    A. Daftar Pustaka :

    -Nasution. 1999. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.
    -Gunawan, Ary H. 2000. Sosiolosi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
    -Soekanto, Soerjono. 1985. Sosiologi Ruang Lingkup dan Aplikasinya. 
    -Susanto, Phil Astrid S. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Bina Cipta
    -Laning, Vina Dwi. 2009. Sosiologi Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
    -Maryati dan Juju Suryawati. 2006. Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XII. Jakarta: Erlangga.
    B. Referensi Internet
    -Irfa, Andi Ahmad. "Peran dan Fungsi Mahasiswa". 2012. http://www.academia.edu/4631795/Peran_dan_Fungsi_Mahasiswa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar